Tim Jurnalistik MA Mathalibul Huda

Tim Jurnalistik MA Mathalibul Huda Mlonggo tahun 2013.

Waka. Humas beri arahan bagi PMR

Drs. Kriswiyoso, Waka.Humas memberikan arahan dan tugas bagi Palang Merah Remaja (PMR) dalam acara jalan sehat pada peringatan tahun baru Hijriyah.

MA Mathalibul Huda Peringati Tahun Baru hijriyah 1435H

Kepala Madrasah, Drs.H. Sugiwanto, MM melepas rombongan jalan sehat pada peringatan tahun baru hijriyah 1 muharram 1435 H di halaman kampus MALIDA (05/11/2013).

Jurnalistik gelar Pelatihan Dasar Jurnalistik

Syaiful Mustaqim, Kontributor NU Online sedang memberikan paparan materi teknik reportase pada Pelatihan Dasar Jurnalstik (11/10/2013).

Kunjungan Jurnalistik Malida ke Suara Merdeka

Anggota Jurnalistik MA Mathalibul Huda berpose bersama di depan kantor suara merdeka, Jl. Kaligawe Semarang (18/10/2013).

Wednesday, May 27, 2015

ARTIKEL

                    Sejarah Sastra Bangsa Kita
Oleh Hana Agustina
Pelajaran sejarah sudah tak asing lagi bagi telinga kita yang notabennya lulusan/tamatan SMA/SMK/MA ata sederajat. Akan tetapi, ilmu tersebut cenderung tak popular dikalangan kita masyarakat Indonesia. Usianya juga relative masih muda kalau dihitung dari pertumbuhannya pada akhir tahun 1920-an. Tak sedikit dan tak jarang pula yang mengatakan sejarah penting dan banyak manfaatnya. Pernah pula, presiden republik Indonesia menyampaikan pidatonya dengan kalimat jas merah (jangan lupakan sejarah). Hanya saja masih jarang yang menjejaki ilmu sejarah, walaupun hal tersebut.
Dalam mengerti sejarah (Gott chal,1975) dijelaskan secara panjang lebar pengertian sejarah (history) yang berasal dari kata benda Yunani istoria yang berarti ilmu. Oleh filsuf aristoteles, kata tersebut diartikan sebagai pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah susunan kronologimerupakan faktor/ tidak didalam pertelaan.
Sejarah bukanlah objek kajian yang otonom karena sejarah selalu mengalami perkembangan dari abad ke abad mulai pada tahun 1920-an dengan terbitnya azab dan sengsara karangan Merari Siregar, sedangkan puisi Indonesia baru dimulai tahun 1928-an dengan sajak-sajak Muhammad Yamin dan Rusman Effendi.
Perhatian masyarakat Indonesia mengenai masalah sejarah sastra tampak sejak awal pertumbuhan sastra Indonesia ditahun1930-an sebagaimana terbaca dalam “polemik kebudayaan “ suntingan Achidat K. Mihardja (1977). Polemic antara tokoh-tokoh S. Takdir Alisjaabana, Sanusi Pane, Poerbadjaraka, M.Amir, Ki Hajar Dewantar, Adinegoro dll walaupun tidak secara khusus memperdebatkan konsep kasusasteraan Indonesia, dikatakan Ajip bahwa tradisi sastra berbahasa daerah telah berkembang selam berabad-abad dengan khazanah yang berlimpah. Perubahan pun terjadi sejalan dengan tumbuhnya pers (surat kabar) mulai pertengahan abad ke-19 yang memperkenalkan bahasa prosa yang lugas dan praktis untuk menyampaikan kehidupan sehari-hari. Ditambah dengan bacaan sastra Eropa melalui Belanda maka orang mempergunakan bahasa prosa untuk bercerita yang akhirnya melahirkan cerbung (cerita bersambung) dikoran-koran, dan baru pada tahun 1920an terbitlah roman-roman berbahasa melayu melalui Penerbit Balai Pustaka.
Bahasan lain oleh Jacob Sumardjo tahuun 1992 pada buku “Dalam Lintasan Sejarah Sastra Indonesia”, yakni mengenai ajakannya memperhatikan sastra Melayu Rendah dan sastra peranakan tionghoa yang berkembang pada akhir abad ke-19 sekaligus menjadi embrio sastra Indonesia sehingga aawal sastra Indonesia tidak semata-mata pada peranan Balai Pustaka tahun 1917.
Pada zaman penjajahan Belanda abad ke-19 belum ada bahasa Indonesia yang berkembang yaitu bahasa-bahasa daerah diantaranya bahasa melayu, sunda, jawa, dan bali. Namun dengan sendirinya, sastra yang berkembangpun berasal dari bahasa daerah tersebut, akan tetapi yang berperan penting adalah bahasa jawa, melayu, dan sunda. Perkenalan dan pandangan terhadap kesusastraan Indonesia tidak lepas dari latar belakang sejarah dan kemasyarakatan. Dijelaskan Teew bahwa pembicaraan awal tentang sastra Indonesia pasti terkait dengan pertumbuhan bahasa melayu yang bermula abad ke-7, hingga kemudian menjadi bahasa Indonesia awal abad ke-20 sebagaimana terangkum dalam sumpah pemuda.
Ditegaskan kembali oleh Bakri Siregar yang mengatakan bahwa masa awal sastra modern tidak bisa dipisahkan dari masalah masyarakat dan bangsa Indonesia dalam perkembangan sejarahnya dan dengan alat sastra itulah kesadaran sosial dan politik bangsa indonesia pada awal abad ke-20 mulai nampak. Pandangan tersebut disampaikan oleh Bakri Siregar diantaranya tokoh-tokoh pahlawan multitatuli, R.A kartini, Ki Hajar Dewantara, Mas Marco Kortodikromo, Semaun, dan Rustam Efendi. Tokoh tersebut sebagai juru bicara tentang kesadaran sosial melawan kolonialisme Belanda.
Selain itu sejarah telah menunjukkan pesatnya perkembangan sastra golongan tionghoa yang memakai bahasa melayu rendah, baik dikalangan mereka sendiri maupun dikebanyakan masyarakat nusantara yang telah mengenal pendidikan. Sementara itu, sastra daerah seperti melayu, sunda, dan jawa yang mulai bersentuhan dengan kebudayaan barat tidak dapat menjangkau masyarakat yang luas karena kendala bahasa. Akibatnya sastra sunda modern dan sastra jawa modern hanya berkembang dikalangan masyarakat nusantara sendiri. Penjelasan ini lebih pada bagaimana pengaruh sastra golongan tionghoa terhadap pertumbuhan sastra indonesia, karena mereka memakai bahasa melayu rendah yang telah dikenal dan dipergunakan juga oleh masyarakat nusantara.
Segala macam pernyataan tersebut dapat dirangkum bahwa sejarah sastra indonesia tak terlepas dari perjuangan para pahlawan dan masyarakat indonesia sendiri yang dimulai sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 melalui dinamika sosial budaya masyarakat indonesia sendiri.

PUISI

                                                   TINTA BAHAGIA
                                            OLEH ARBA’ATUN NIKMAH
Harapan dan impian 
Hanya tersimpan dalam lamunan
Kan ku tuangkan kedalam sebuah lembaran
                      Hitam dan pekat
                      Itulah engkau..... tinta
                      Namun cahayamu tak sehitam warnamu
                      Yang slalu menyinari kalbuku
                      Untuk slalu menggoreskan penaku
Tinta.....
Kau isi penaku dengan sebuah harapan
Agar ku dapat menulis kisah indah yang gemilang
Bersama tulisan yang terkenang
Dan takkan pernah terlupakan
                         Dengan pena  kan ku rangkai kisah hidupku
                         Bersama goresan indah nan menakjubkan
                         Hingga mengantarkan ku
                         Ke gerbang kebahagiaan

PUISI

Jatuh Hinggap Riuh Sesal
Oleh : Ulfi Fardiatun Nasihah(X MIIA 1)

Kadang muncul sesat tua
Riuh gemerlap cucur harap
Hujat akal membuka
Beribu alas an menganga

Gelanggang sesal menghirup luka
Tangis itu beralih tanda
Terputus hinggap detik
Pecah riuh mati akal

Buntu aliran nadi
Berjuang rasa mati mengiang
Hujan terpanggil teribas angin
Poros mangu hinggap tetap

Tuhan
Sesal asaku memudar perlahan
Mengoyak rasa kusam
Menginjak gumpalan duri
Dan kegalauan dating

CERPEN

From Nothing To Something, From Zero To Hero
OLEH : VERANICA LANI OCTAVIA

            “Masa lalu adalah pilihan yang kita lalui sedangkan masa depan adalah pilihan yang kita tentukan.”
                Hari demi hari telah dilalui Shilla dengan tangis dan derita setelah ia menjadi murid SMU. Meskipun ia sekolah ditempat yang baru namun sebagian teman-temannya masih sama seperti saat ia masih SMP, hal itulah yang membuatnya semakin tersiksa disekolah dan kelas yang baru. Seperti yang sebelum-sebelumnya Shilla selalu diremehkan dan tak dianggap oleh teman-temannya. Di kelas Shilla hanya mempunyai 3 orang sahabat yang mempunyai nasib yang sama dengannya.
                Hal yang paling menyakitkan bagi Shilla dan salah satu sahabatnya yang bernama Ratna adalah ketika mereka rela kehujanan hanya untuk latihan paduan suara untuk lomba class meeting, tapi apa yang mereka balas Shilla dan Ratna malah tidak boleh mengikuti lomba itu dengan alasan Shilla telah mengikuti  banyak lomba padahal ada salah satu temannya yang mengikuti lomba lebih dari Shilla dan Ratna tidak boleh karena ia dianggap tidak sunggu-sungguh untuk latihan padahal Ratna belum bisa lagu itu sehingga ia tidak bisa lancar ketika bernyanyi seperti temannya yang lain.
                “Shilla, kamu gak usah ikut paduan suara, soalnya kamu udah banyak ikut lomba, apa kamu gak kasihan sama teman-teman kamu yang belum kebagian lomba!” Ujar Dewi wakil ketua kelas.
                “Ya udah kalo gak boleh!” Ujar Shilla dengan penuh kecewa.
                “Dan kamu Ratna, sebenarnya aku pengen mengikutkan kamu lomba paduan suara tapi saat latihan kamu seperti gak serius latihan, jadi kamu juga gak usah ikut paduan suara!”
                “Bukannya aku gak serius latihan tapi aku belum tahu lagunya jadi aku belum bisa lancar, tapi ya u8dalah kalo aku gak boleh!” Ujar Ratna dengan rasa kesal.
                Ketika Shilla dan Ratna pulang sekolah, Ratna terus saja mengomel karena ia kesal dan sangat marah bahkan dia sampai menangis gara-gara wakil ketua kelas dan juga teman-temannya. Tapi Shilla hanya bisa memendam rasa sedih dihatinya karena ia tidak bisa melawan mereka yang sudah mempunyai jabatan di kelas sedangkan ia tidak mempunyai jabatan apa-apa di kelas.
                Selain hal seperti itu Shilla juga sangat menderita di kelasnya karena ketika praktikum kimia, ia juga ikut dalam pengamatan yang sedang dilakukan oleh gengnya Dewi, tapi ketika mereka disuruh untuk membuat kelompok, Shilla dan kedua sababatnya malah tidak diajak didalam kelompok yang melakukan praktikum bersamanya tetapi yang diajak malah orang lain yang tidak ikut praktikum bersamanya. Hal itulah yang membuat Shilla semakin merasa tidak dianggap di dalam kelasnya tersebut, sehingga setelah pelajaran kimia itupun selesai Shilla langsung menuju ke kamar mandi karena ia sudah tidak tahan lagi untuk menangis akibat perbuatan yang telah mereka lakukan padanya, tapi untung saja Shilla masih punya sahabat yang setia untuk menghiburnya terutama sahabatnya yang bernama Ayu. Ketika Shilla sedang ada masalah pasti Ayu tahu dan ia juga yang selalu menghiburnya, meskipun Ayu juga mempunyai nasib yang sama seperti Shilla tapi ia selalu berusaha untuk tetap tegar.   
                “Shil, kamu kenapa?” Tanya Ayu.
                “Kenapa si Yu, mereka selau saja begitu sama aku? Aku gak kuat jika terus-terusan seperti ini, aku gak mau mereka meremehkan aku terus-menerus!” Jawab Shilla.
                “Sabar saja, pasti suatu saat nanti mereka akan tahu jika perbuatan mereka itu salah, yakinlah suatu saat nanti kamu bisa lebih dari mereka.”
                “Ya, semoga saja seperti itu.”
                Hal lain yang menyakitkan yang dilakukan oleh salah satu dari geng mereka yaitu Mala yang selalu mendapat rangking 1 di kelas. Mala adalah orang yang selalu meremehkan Shilla, suatu ketika pada waktu upacara Shilla dan juga Mala berbincang-bincang karena mereka jenuh melaksanakan upacara tapi dalam keadaan panas. Namun ketika Shilla berbicara salah, Mala mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan bagi Shilla.
                “Aduh, panas banget sih, terus upacaranya masih lama!” Ucap Mala.
                “Gak apa-apa kan masih pagi, meskipun panas tapi kan ada vitamin C nya.” Ucap Shilla.
                “Vitamin D keles! Ha ha ha gitu kok di kelas IPA!”
                Mendengar hal itu Shilla hanya diam dan menahan rasa sakit dihatinya, meskipun ia tak tahu apakah itu hanya bercanda atau murni dari isi hatinya.
                Sudah berulang kali geng mereka melakukan perbuatan tidak adil kepada Shilla dan juga teman-teman yang lain dikelasnya, namun Shilla semakin tergugah untuk menunjukkan bahwa ia bisa lebih dari mereka. Salah satu usahanya adalah belajar dengan giat.
                Setelah beberapa tahun akhirnya Shilla bisa lulus SMA dan ia juga mendapatkan predikat sebagai salah satu siswa dengan nilai terbaik, dan ia juga mendapatkan beasiswa untuk kuliah gratis di universitas yang ia idam-idamkan selama ini. Hal itu merupakan buah dari kesabaran dan juga ketekunannya dalam meraih keberhasilan. Ia juga berhasil membuktikan kepada teman-teman yang selalu meremehkannya bahwa ia tidak seperti apa yang dipikirkan oleh mereka.
                Shilla sangat bersyukur kepada Allah karena semua yang diimpikannya sudah menjadi kenyataan dan ia berhasil membanggakan kedua orang tuanya. Hal itulah yang membuat Shilla semakin semangat untuk bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya. 

               
            “Life is a game, to be a good person for the winner or to be a bad person for the loser.”

cerpen

BAJU PUTIHNYA UMI

Karya: UMI AINUN NAZIFAH (X1-IPS.1)

Suasana mega merah terasa menghilang, embun pagi terlihat begitu suci berbaris didedaunan dan hembusan angin pagi meyakinkanku, bahwa hidup bukanlah sampai titik masih ada tanda-tanda lainnya.
Terasa masih mengantuk karna setan-setan masih berada dimataku, tapi aku tekadkan untuk melipat selimut jarik yang diwariskan oleh nenekku. Kemudian aku berjalan menuju kamar mandi dengan alaskan sandal jepit dalam keadaan berselingkuh. Perempuan cantik yang mempersiapkan  makanan dan menimba air itu adalah ibuku.
Dirumah kecil dengan beralaskan tanah,berdinding anyaman bambu beratap genting, disinilah aku tinngal dengan ibu dan adikku yang tersayang. kami terlihat bahagia walau ayah entah pergi kemana.“wala...” panggil ibuku sambil menimba air dan karena nama lengkapku waladah,”daleeem.... wonten nopo to buk”. Jawabku sambil mengambil air wudhu dengan logat jawanya, ya karena masih tinggal didaerah Jawa Tengah.’’gage ndang adekmu ngenteni kue loh...”. Selesai kami bersholat berjama’ah, kami begegas mengaji kemudian mengerjakan tugas rumah dengan tawa, canda dan penuh ikhlas. Jam menunjukkan pukul 05.30.saya pun bergegas mandi untuk menyambut hari pertama masuk sekolah ajaran baru, dengan keadaan lama, baju putih lama yang sudah usang dimakan oleh waktu karena bekas tetanngga yang lulus kemarin. Tapi alhamdulillah bisa sekolah. ^_^
“buk... pamit...assalamu’alaikum”. ibuku mencium keningku dan aku pergi dengan lambaian tangan seakam cita-citanya berada dipundakku. Aku kesekolah berjalan menelusuri trotoar, jalan becek dan pengalman yang menjadi pelajaran bagiku.“hey... “. Saya menoleh siapakah yang panggil aku, apakah sang malaikat? Dalam hatiku bertanya, eh ternyata juga anak satu sekolahan denganku. Setelah kami berkenalan ternyata namanya friska. Dan ternyata juga juga satu kelas denganku, sungguh bahagianya diriku. Tapi Sedikit teman sekelas yang mau berteman denganku. Yah mungkin karena diriku hanyalah anak tukang ngamplas.
‘’yuk.... ngemi”. Ajakan friska kepadaku, aku menerima ajakan tersebut. Setelah sampai dikantin dan memesan makanan. Tiba-tiba,byuuuur. “ahhh’’.kataku sambil berdiri membersihkan membersihkan baju putih usang yang ketumpahan jus yang tak sengaja, ternyata yang menumpahi ialah ketua osis yang banyak di kagumi oleh kaum hawa di sekolahku. Tapi aku nggak karena iya sok gimana. Dan pacarnya yang bernama tita juga sering menjailiku, terkadang saat pulang sekolah aku di ciprati air, aku hanya bisa bersabar dan berdo’a kepada tuhan mungkin ini cobaan bagiku.
“asshollatukhoirumminannaum....” terdengar dari kejauhan adzan  yang menandakan diriku harus bangun, dan menganggap aku terlambat bangun karena acara hari ini adalah jalan santai acara penerimaan murid baru dan aku di tunjuk sebagai seksi kesehatan karena aku ikut PMR sejak SMP jadinya aku dipilih.
-pagi 06.30-
 ‘’wiu...wiu,...wiu...”.alarm kegiatan berbunyi menemani murid sekolah Malida, bapak sekolah yang tak berhenti menghimbau murid-muridnya agar selalu tertib dalam kegiatan jalan santai tahunan ini.
Saat acara berlangsung banyak sendu gurau, semarak yel-yel yang menemani dalam kegembiraan. Aku  sebagai seksi kesehatan hanya dapat menanyai dan memantau anak-anak yang ingin sakit. Setelah sampai tujuan, aku melepas penat di ruang uks bersama teman-teman PMR. “awas....awas....awas’’. saya hanya melihat siapakah yang sakit? Pertanayaan dalam hatiku. Ternyata pacarnya osis  yaitu tita. Ia terkujur lemas, tidak seperti saat ia menjailiku.Setelah semua keluar hanya aku dan tita di ruang UKS itu, tita masih belum sadar, saya tidak tau penyebabnya saya melihat ia tertawa bahagia dalam acara tadi. Beberapa saat ia sadar,  tetapi, ia tidak mau melihatku, entah kenapa?dan kucoba menanyainya.“tita....tita...kamu kenapa? Sebenrnya kamu sakit apa?” tiba-tiba ia menngis tersedu-sedu dan memelukku. “se..ee...be..nar..nya?’.
 sambil tersedu-sedu ia menceritakan semuanya, ternyata ia selama ini jahat padaku hanya ia tidak mau kehilangan lelaki yang dicintinya pergi meninggalknnya, ternyata sang pacar osis itu dikirainya suka padaku dan tita ternyata memiliki penyakit begitu ganas yaitu kanker darah medium 4. Disitu antara aku dan tita saling mencurahkan hati.
Setelah kejadian itu aku dan tita berhubungan baik, orang sekolah mungkin melihat kami aneh, tapi baik. Sekarang aku,friska dan tita bersahabat baik dan tita tetap berhubungan baik dengan osis itu.
-hari ahad 14.00-
“hah 10 panggilan tak terjawab? Siapa ya...?ya Allah tita, ada apa?”. Aku berbicara sambil memegang telpon jadulku, kemudian aku telpon balik tapi yang mengangkat ibunya ternyata tita masuk kerumah sakit, saya bergegas ganti baju dan pamitan kepada sang ibu. Setelah sampai disana aku melihat pacar osisnya yang baru kukenal yang bernama faiz menangis dan murung tapi aku mengabaikannya, kemudian aku menyusul tita dirawat,ternyata tita menungguiku,saat melihat aku rasa ia ingin menyampaikan sesuatu.”wala...”.’’iya tita...” sambil memegang tangannya, “aku pamit dulu ya... jaga faiz baik-baik”.”kamu bicara apa si tit!?’’saut friska. Kurasa hari sudah sore, aku dan friska berpamitan dan bergegas pulang.    
-keesokn harinya-
“telelolet....telelolet.....”.aku segera mengangkat telpon dari tita, setelah ku lihat ternyata dari  ibunya, dan ibunya bilang tita meninggal saat aku dan friska pulang. Aku hanya dapat meneteskan air mata dan teringat pesan kemarin yang ia bicarakan.
                                            


cerpen

Keterlambatanku Untuk Mengakui

Oleh : Nasyatal Ula Hawa Hazuwa
Aku dilahirkan sebagai anak pertama dalam keluarga ini. Hidupku sangat bahagia,bagaikan bidadari kecil dalam keluargaku. Semua keinginanku selalu dipenuhi oleh orang tuaku. Pokoknya, hidupku serasa di surga. Aku bahagia memiliki mereka, karena mereka sangat sayang kepadaku. Hari ini adalah ulang tahunku yang ke 10. Seperti ulang tahun di tahun-tahun sebelumnya, orang tuaku merayakannya dengan mengundang semua teman-temanku.
“Tiup lilinya sekarang juga ,sekarang juga...” seruan semua orang yang hadir.

“Huuuft” tiupku dengan kencang.

“Selamat ya Tata sayang, semoga jadi anak yag lebih baik.” harapan Ayah kepadaku.

“Iya Ayah.”

“Aaaaaaaa.. Ayah ,perut Ibu sakit.” jerit Ibu kesakitan.

                Iya, tepat disaat aku berulang tahun, datanglah seseorang yang akan menemaniku nantinya. Aku akan mempunyai adik baru, perasaan bahagia terus menerpaku saat itu. Aku pun menemani Ayah menunggu informasi dari dokter sembari berdoa setiap detik. Selang beberapa menit pintu pun terbuka.

“Pak, Alhamdulillah anak Bapak putri, istri dan anak Bapak selamat. Tapi.....” Dokter sepertinya ragu untuk mengatakannya.

“Tapi apa Pak Dokter?” tanya Ayahku.

                Tujuh tahun pun berlansung sangat cepat. Sekarang aku mulai menjadi Tata yang berusia 17 tahun. Namun, kebahagiaan serasa hilang dan lenyap dalam hidupku, semenjak kelahiran Nana.

“Kak Tata...ambilin pensilku dong kak.” seru Nana mencoba meminta tolong.

“Gak ah, ambil aja sendiri, aku kan lagi sibuk.” ujarku ketus.

“Ayo Kak, ambilin. Tolong..” pinta Nana lagi.

“Gak ya nggak , bisa dibilangin nggak sih.” ujarku marah.

                Aku memang tidak pernah suka dengan bocah kecil itu, smenjak dia ada dalam keluargaku, sepertinya kedua orang tuaku telah melupakan anak sulungnya. Aku pun sekarang sering memarahinya karena aku memang benci dia. Sudah beberapa kali orang tuaku menegur , tapi aku tetap dengan pendirianku.

“Ibu.. Kak Tata jahat Bu..” seru Nana sambil menangis.

“Eh Na, gak usah sebut Ibu dong.” pintaku dengan mendorong kepalanya kebelakang.

                Tak sengaja, kepala Nana terbentur ujung meja. Nana yang saat itu sudah menangis, menambah volume tangisannya. Sehingga mengundang kedatangan Ibu ke lokasi tersebut.

“Ya Allah, apa yang kamu lakukan Ta?” tanya Ibu dengan panik sambil menenangkan Nana.

“A..a..anu Bu..” jawabku gagap dan gugup.

“Jawab Ta, sudah beberapa kali kamu membahayakan adikmu. Kamu sudah pernah menjatuhkannya dari sepeda motor, menyobek buku sekolahnya, kemarin kamu juga membuatnya menangis. Ingat Ta, Nana itu adikmu. Ibu tidak mau mendengar alasanmu lagi. Mengerti kamu!” kata Ibu dengan wajah memerah.

“Iya Bu, dan Tata memang mengerti. Bahwa sekarang Ayah dan Ibu sudah tidak pernah memperhatikan Tata lagi.Semua karena kehadiran Nana Bu, Tata benci Nana . Dikit-dikit Nana, Ibu gak pernah lihat Tata kan?” kumencoba menjelaskan.

                Aku pun segera berlari menuju kamarku dengan menangis tersedu sedu. Sementara Nana dan Ibu masih duduk di sana.

“Aku benci Nana, seharusnya dia tidak ada disini, dan tidak pernah ada diduniaku.”

                Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

“Ta.. bukain pintunya, udah dari tadi pagi kamu nggak keluar loh. Ini makanan kesukaan kamu sayang.” suara Ibu terdengar lirih.

“Tata, ayo dong. Jangan gitu, Ibu minta maaf deh.” Ibu terus membujuk.

                Tapi, aku tetap tidak mau membuka pintu kamarku. Bahkan, suaraku pun tidak kuperdengarkan kepada mereka.

“Sepertinya Ibu sudah pergi.”sahutku dalam hati.

“Tok..tok ..tok..” (suara pintu diketuk.)

“Kak Tata, maafin Nana Kak. Nana yang salah, seharusnya memang Nana nggak pernah ada di hidup Kakak. Nana memang bisanya ngrepotin dan bikin Kak Tata marah, emang Nana nggak berguna. Sekali lagi maaf Kak. Nana sayang Kak Tata.” terdengar suara Nana dari luar.

“Dengerin ya Na, semua yang kamu omongin tadi itu emang bener. Makanya jangan sekali kali cari perhatian Ayah sama Ibu deh Na. Centil banget sih.” ucapku dari dalam.

“Maaf kak, Nana cuma bisa minta maaf. Nana sayang Kak Tataaaa...” sahut Nana terdengar menangis.

                Sudah beberapa jam aku didalam kamar, perutku terasa lapar dan memaksaku keluar untuk mencari makanan.

“Ta, tolong dengerin Ibu ngomong sebentar, please.” Pinta Ibu kepadaku.

“Iya Bu, ngomong aja.” Jawabku santai.

“Ibu minta kamu ngertiin keadaan Nana. Kamu tau sendiri kan, sejak lahir keadaan fisik Nana tidak sempurna seperti kamu Ta. Lihat kaki adikmu sekarang, untuk berjalan saja kesusahan. Tapi, sekarang yang Nana butuhkan adalah kasih sayang dari seorang Kakak, yaitu kamu sayang. Ayah dan Ibu bukan berarti pilih kasih, tapi memang Nana butuh kasih sayang lebih Ta. Jadi Ibu minta, tolong beri Nana sedikit kebahagiaan bersama kamu.” Seru Ibu dengan meneteskan air mata.

                Aku menjawab semua nasehat Ibuku hanya dengan satu anggukan saja. Aku pun berlari menuju kamar Nana, memandangi wajah bocah kecil itu dengan sangat iba. Melihat keadaan fisiknya sekarang, jauh berbeda dengan diriku. Saat itu juga tetes demi tetes air mata terjatuh , aku tidak tahan dengan semua kelakuanku selama ini kepada Nana. Seraya, dalam hatiku memberontak ingin meminta maaf kepada anak kecil ini. Kulihat disamping Nana ada sebuah buku mungil, kubuka saja lalu kubaca. Tetesan air mata ini semakin deras.

                Bagaimana tidak? aku terharu melihat tulisannya, didalamnya bertuliskan keinginannya untuk mendapatkan satu senyum saja dariku. Keinginannya untuk membahagiakan aku pun sangat besar dan sangat tulus. Sungguh, ini benar-benar tulisan terindah yang pernah kubaca  sampai saat ini. Aku pun tersadar dari semua kesalahanku kepadanya, dan akan memberikan beribu kebahagiaan kepadanya kelak.

“Kak Tata kenapa nangis? Apa Nana buat salah lagi?.Maafin Nana Kak.” Nana terbangun.

“Nana.... maafin Kakak ya sayang. Aku belum bisa jadi Kakak yang baik buat kamu. Kakak janji akan selau tersenyum buat Nana. Kamu mau kan maafin Kakak?” seruku kepada Nana sambil memeluknya.

“Nana sayang banget sama Kakak, Kakak nggak perlu minta maaf Kak. Nana sudah maafin Kakak kok.” jawab Nana tulus.

“Iya Na, Kakak janji besok kita beli ice cream sama-sama ya?” pintaku kepada Nana.

“Siap Kak.. makasih Kakak.” seru Nana imut.

“Iya sayang, sama-sama.” Jawabku terharu .

                Keesokan hari dan seterusnya, aku pun selalu tertawa dengan Nana. Sepertinya tiada hari tanpa bahagia untuk aku dan dia. Nana bocah kecil namun banyak mewarnai hidupku. Ternyata hal seperti ini yang kudambakan sejak dulu. Maka jangan sia-siakan orang yang tulus menyayangimu.
I love you Nana jangan pernah bosan memaafkan aku.  


                         NASYATUL ULA HAWA HAZUWA (X-MIA.1)

PELEPASAN DAN PERPISAHAN KELAS XII YANG MENAKJUBKAN

PELEPASAN DAN PERPISAHAN KELAS XII YANG MENAKJUBKAN      

                   Jepara, hari Rabu 20 Mei 2015. Di MA Mathalibul Huda Mlonggo sedang mengadakan acara pelepasan dan perpisahan untuk kelas XII. Acara yang di ikuti oleh seluruh dewan guru maupun siswa-siswi dari kelas X maupun XI. Dalam acaranya sendiri, kelas XII  selaku pemilik acara. Kenapa bisa dikatakan pemilik acara? Ya, karena pelepasan perpisahan ini hanya untuk kelas XII. Waktu acara dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
                 Acara yang di tampilkan juga bukan sekedar sambutan ataupun yang  lainnya. Adapun didalamnya seperti pementasan drama, puisi dan juga ada monolog. Kelas XII yang sudah resmi berstatus alumni juga turut hadir meramaikan acara yang berlangsung 5 jam ini. Dalam persiapan acara pelepasan dan perpisahan membutuhkan waktu yang sangat singkat sekiranya dua minggu. Bahkan dalam waktu dua minggu itu ada juga kendala yang timbul dari waktu itu sendiri, karena singkatnya persiapan untuk menampilkan yang terbaik untuk kelas XII.
                 Salah siswi kelas XII yang di wawancarai memberi kesan dan pesan yang sedang mengurusi mengurusi program bidik misi yang di dapat setelah hari pelepasan rabu kemarin.  Muhammad Khoirul Anwar menuturkan bersekolah di MA Mathalibul huda Mlonggo. Salah satu pesan yang di tuturkan oleh siswa kelas XII ips 1. Dulunya ini untuk kelas X maupun kelas XI agar lebih baik dan lebih semangat dalam belajar yang sungguh-sungguh dari kakak kelasnya yang dulu.
         Pelepasan dan perpisahan rabu, 19 Mei 2015 ini adalah pelepasan yang ke-3 dari 2 yang lain sebelumnya yaitu tanggal 15 Mei 2015 dan tanggal 19 Mei 2015 yang lalu. Kepala madrasah Aliyah Mathalibul huda mlonggo Bapak Drs. Hj Sugiwanto MM mengatakan bahwa perpisahan ini adalah pertama kalinya di selenggarakan 3 hari, sangat luar biasa. Karena acara jalan sehat dalam rangka pelepasan siswa siswi kelas XII dan acara isro’ mi’roj nabi Muhammad SAW. Semoga dengan apa yang di katakan oleh kakak kelas tadi dapat kita laksanakan dengan baik dan juga agar selalu menjadi yang terbaik untuk adik-adik kelas nantinya.


 reporter:   Ainun Nilawah (X IIS 2),  Rohmatun Nikmah (X MIIA 2)   3. Ulfi F.N (X MIIA 1)